- Jelaskan apa yang dimaksud bahwa estetika adalah
cabang filsafat?
Sebagai cabang
filsafat, estetika berasal dari kata Yunani "aisthesis", yang berarti
"pengalaman" atau "persepsi", dan melibatkan
pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang nilai, pengalaman manusia, dan makna
dari seni dan keindahan. Dalam filsafat, estetika adalah subjek yang berfokus
pada bagaimana kita memahami dan mengalami seni, keindahan, dan bentuk ekspresi
kreatif lainnya. Dalam Paham Tradisional stetika termasuk dalam kategori cabang
filsafat , sama seperti epistemologi, etika, metafisika, politik,
dan sebagainya. Ia dimulai sebagai filsafat citarasa, yang berasal dari
renungan spekulatif yang sangat mujarad dan tak maujud.
2. Tunjukkan
perbedaan antara filsafat citarasa dengan pengalaman cerapan dalam masalah estetika.
Pengalaman Cerapan:
Istilah "pengalaman cerapan" mengacu pada cara kita secara langsung
mengalami dan merasakan seni atau keindahan, dan menggambarkan bagaimana kita
merasakannya. Ini melibatkan perilaku mental dan sensorik yang terjadi saat
kita berinteraksi dengan karya seni. Contoh pengalaman cerapan adalah ketika
seseorang melihat lukisan dan merasakan ketenangan atau kepuasan dari warna dan
komposisinya. Filsafat citarasa mengacu pada persepsi pribadi seseorang
terhadap seni dan keindahan, yang memengaruhi cara kita menentukan nilai
estetis suatu karya. Ini mencakup standar dan preferensi pribadi yang digunakan
seseorang untuk menilai karya seni. Klaim bahwa seseorang lebih menyukai
lukisan impresionis daripada lukisan realis menunjukkan preferensi pribadi
mereka.
3.
Sebutkan tiga hal yang disepakati oleh para
filsuf masa lalu tentang pertanyaan-pertanyaan yang bertalian dengan masalah
estetika!
Para
filsuf masa lalu, sekalipun berselisih paham tentang pendefinisian istilah
estetika, mereka sepakat bahwa dalam kajian estetika ada tiga tingkat
pertanyaan. Pertama, pertanyaan yang menggambarkan, menafsirkan, atau menilai
kegiatan seni secara khusus. Kedua, tentang penggambaran sifat istimewa
gaya-gaya seni, yang sangat umum dibuat oleh ahli sastra, musik, maupun ahli
teori seni rupa. Seperti, tentang cerita tragedi, bentuk sonata, atau juga
tentang lukisan abstrak. Ketiga, pertanyaan tingkat kedua, seperti “apakah
keindahan itu?”, “apakah seni adalah peniruan?”, “apakah sifat dasar pengalaman
estetis itu?”, dan sebagainya (Cayne, Ed., 1971: 234).
4.
Tunjukkan perbedaan antara pendekatan estetika
filosofis dengan estetika saintifis!
Perbedaannya
meliputi tujuan, metode, dan fokus dari studi estetika filosofis dan studi
estetika saintifik. Tujuan dari studi estetika filosofis adalah untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang makna, nilai, dan pengalaman
estetis dengan menggunakan pemikiran kritis, analisis konseptual, dan argumen
logis. Metode ini mempertimbangkan konteks budaya, sejarah, dan pengalaman
individu saat menilai seni. Ini juga membahas masalah etis dan moral yang
berkaitan dengan seni. Salah satu contoh dari pendekatan ini adalah percakapan
tentang apa yang membuat karya seni dianggap indah, menurut Kant.
Sebaliknya, estetika saintifik berfokus pada studi tentang keindahan dan seni
melalui metode empiris dan analisis objektif. Tujuannya adalah untuk
mempelajari aspek neurologis, psikologis, dan sosial dari pengalaman estetis.
Metode yang digunakan meliputi eksperimen, penelitian kuantitatif dan
kualitatif, dan analisis data, seperti mempelajari bagaimana reaksi otak
manusia terhadap seni diukur melalui pemindaian otak. Metode ini menyelidiki
reaksi mental dan fisik terhadap karya seni, serta pola umum dalam pengalaman
estetis. Oleh karena itu, estetika filosofis menekankan pada pemikiran
konseptual dan pengalaman subjektif, sedangkan estetika
saintifik berusaha menjelaskan fenomena estetis melalui metode ilmiah, sehingga
keduanya saling melengkapi dalam memahami estetika dan pengalaman seni.
5. Kerap disebutkan bahwa “estetika bersifat
subjektif”. Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut?
Kant menyatakan bahwa penilaian
estetis bersifat pribadi dan bergantung pada pengalaman individu; penilaian
seseorang terhadap karya seni atau keindahan tidak berasal dari sifatnya
sendiri, tetapi dari reaksi emosional dan kognitif mereka terhadap karya
tersebut. Kant menjelaskan bahwa penilaian estetis terjadi ketika ada
keselarasan antara fantasi dan pemahaman kita; proses ini bersifat subjektif
karena setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk mengaitkan dan memahami
pengalaman mereka, tergantung pada latar belakang, pengetahuan, dan emosi
mereka.
6. Carilah informasi lengkap tentang gambar-gambar
yang
terpasang dalam bab ini! (Gambar apa, karya
siapa, mengapa gambar tersebut dianggap penting, dalam kaitan dengan peristiwa
apa gambar tersebut dianggap penting, lebih khusus yang berpengaruh dalam
perkembangan karya desain)
![](https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/10/21/st_george_dragonjpg-20231021073258.jpg)
Saint
George and the Dragon Lukisan terkenal yang dibuat seorang seniman
Renaissance, Raphael pada awal abad ke-16, menggambarkan peristiwa tragis
di mana Santo George, seorang prajurit Kristen, melawan naga untuk
menyelamatkan seorang putri. Lukisan ini menggambarkan kisah legendaris tentang
Santo George, seorang prajurit Kristen, yang melawan dan mengalahkan naga yang
mengancam kerajaan. Cerita ini melambangkan keberanian, iman, dan pertarungan
antara kebaikan dan kejahatan. Symbolisme ini memiliki makna yang luas dan
universal, sehingga relevan dalam banyak situasi. Muncul saat kekristenan
berkembang pesat di Eropa, dan Santo George menjadi simbol penting dalam
perjuangan melawan kekuatan jahat. Lukisan ini sangat penting dalam sejarah
agama dan sosial saat itu karena ini berkaitan dengan konteks perang salib dan
upaya untuk menyebarkan agama Kristen. Lukisan ini berdampak pada desain pada
berbagai jenis seni visual, seperti ilustrasi, patung, dan desain grafis.
Penekanan yang kuat pada narasi visual dan simbolisme dalam lukisan ini menjadi
inspirasi bagi banyak karya desain yang berusaha menyampaikan cerita atau makna
yang mendalam.
![](https://www.researchgate.net/publication/328378313/figure/fig1/AS:683274812801025@1539916818811/La-Mariee-The-Bride-by-Marcel-Duchamp-1912-Oil-on-canvas-895-cm-556-cm.png)
https://www.researchgate.net/publication/328378313/figure/fig1/AS:683274812801025@1539916818811/La-Mariee-The-Bride-by-Marcel-Duchamp-1912-Oil-on-canvas-895-cm-556-cm.png
"Bride"
oleh Marcel Duchamp
merujuk pada karya Duchamp yang lebih dikenal sebagai "Bride Stripped Bare
by Her Bachelors, Even" (atau "La Mariée mise à nu par ses
célibataires, même"). Karya ini adalah sebuah karya seni yang diciptakan
antara 1915 dan 1923. Gambar ini dianggap penting karena ada inovasi dalam
seni; "Bride" dianggap sebagai salah satu karya yang memulai seni
modern, memperkenalkan gagasan bahwa seni dapat menjadi bentuk yang tidak
konvensional dan eksperimental, dan konsep feminitas. Karya ini mengeksplorasi
tema feminitas dan hubungan gender, yang masih relevan dalam diskusi tentang
peran perempuan dalam seni dan masyarakat. Karya ini muncul selama Perang Dunia
I, saat banyak seniman, termasuk Duchamp, menanggapi ketidakpastian dan
pergeseran sosial dengan membuat karya yang menantang standar tradisional.
Selain itu, karya ini menunjukkan pergeseran perspektif tentang seni dan objek,
sesuai dengan gerakan Dada yang menolak logika dan estetika konvensional.
Pengaruh Estetika Abstrak pada Perkembangan Desain: "Bride"
berkontribusi pada perkembangan estetika abstrak dan konseptual dalam desain,
mendorong desainer untuk mempelajari bentuk dan makna yang lebih dalam daripada
sekadar representasi visual. Dan interdisipliner: Karya ini menginspirasi
penggabungan berbagai disiplin desain dan seni, menekankan pentingnya interaksi
antara seni rupa, arsitektur, dan desain industri.
![](https://historyofdrawing.com/wp-content/uploads/2015/03/louvre-la-decollation-de-saint-jean-baptiste_0.jpg)
https://historyofdrawing.com/wp-content/uploads/2015/03/louvre-la-decollation-de-saint-jean-baptiste_0.jpg
"The Beheading of John the Baptist" karya Jacopo Bellini. Di ciptakan pada tahun 1440-1470 dianggap sebagai pencapaian terbaru mengenai perspektif linear. Menggambarkan tiga bagian cerita, yakni mengenai pemenggalan kepala Yohanes yang terjadi di bagian belakang halaman sebelah tangga, kemudian Salome yang menaiki tangga dengan membawa kepala yang telah terpenggal dan Herodes yang menikmati pestanya dibawah Pergola di lantai kedua. Karya ini berpengaruh dalam pengembangan komposisi, perspektif, narasi visual, teknik penggambaran figur serta pencahayaan bagi seniman lain. Dianggap penting karena mencerminkan perubahan zaman dan mempengaruhi perkembangan desain visual secara luas.
![](https://www.piet-mondrian.org/assets/img/paintings/tableau-i.jpg)
"Tableau I" karya Piet Mondrian pada tahun 1921-1925 adalah sebuah lukisan abstrak geometris yang terdiri dari garis-garis hitam vertikal dan horizontal yang membentuk bidang-bidang, menggunakan warna-warna primer (merah, kuning, biru) serta hitam dan putih juga omposisi yang sangat terstruktur dan seimbang. Lukisan ini dianggap pentng karena mewakili gerakan De Stijl dan Neo-Plastisisme yang Mondrian pelopori. Lukisan ini memberikan dampak besar pada arsitektur modernisme, yakni mempengaruhi fashion (contoh: gaun Yves Saint Laurent "Mondrian")
![](https://i.etsystatic.com/31517874/r/il/55c46f/5439554694/il_570xN.5439554694_lslw.jpg)
Selain itu juga menjadi dasar prinsip grid dalam desain modern. Tableu I merupakan salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah seni dan desain modern. Pendekatan Mondrian yang menekankan kesederhanaan, keseimbangan dan penggunaan elemen dasar menjadi dasar banyak konsep desain yang masih digunakan hingga saat ini. Karyanya tidak hanya mempengaruhi seni rupa, tetapi juga merambah berbagai disiplin ilmu desain, termasuk arsitektur, fashion, dan desain grafis.
![](https://64.media.tumblr.com/6985fb71cd15a1f795bd18b9e7d52064/tumblr_njr93cJhlY1tggbn7o1_r1_400.jpg)
"Untitled" oleh Mark Rothko pada tahun 1954. Untitled adalah salah satu karya ikonik Mark Rothko yang menampilkan gaya khasnya bentuk-bentuk geometris berwarna yang tampak melayang di atas kanvas dengan warna-warna yang intens dan translusen. Karya Rothko sangat mempengaruhi gerakan minimalisme dalam desain, arsitektur, dan seni visual selain itu pendekatannya terhadap warna mempengaruhi cara desainer memainkan warna untuk menciptakan mood dan suasana. Adapun Komposisi sederhana namun kuat dalam karyanya mempengaruhi prinsip-prinsip tata letak dalam desain grafis. Karya ini diciptakan pada periode setelah Perang Dunia II, ketika dunia seni Amerika mengalami transisi besar dari realisme ke abstraksi. Seniman mencari cara baru untuk mengekspresikan pengalaman manusia setelah kesulitan perang. Rothko menciptakan bahasa visual baru yang melampaui lukisan tradisional dan memengaruhi cara kita memahami dan menggunakan warna, bentuk, dan ruang dalam desain modern. Karyanya menunjukkan bahwa kesederhanaan, bila dilakukan dengan baik, dapat menciptakan dampak yang kuat dan bertahan lama.
![](https://d7hftxdivxxvm.cloudfront.net/?height=640&quality=80&resize_to=fit&src=https%3A%2F%2Fd32dm0rphc51dk.cloudfront.net%2Fqfx6sHOYu7l8nclos_iVOg%2Flarge.jpg&width=406)
"Machines turn quickly", oleh Francis Picabia pada tahun 1916-1918. Karya yang memperlihatkan gambar mekanik yang mirip dengan diagram teknik atau cetak biru mesin. Karya ini memadukan unsur mekanis dengan gaya abstrak dan surealis. Karya ini mewakili perubahan penting dalam seni modern, menggabungkan estetika mekanik dan seni abstrak. Mencerminkan ketertarikan era terhadap mekanisasi dan teknologi di awal abad ke-20, karya tersebut mempengaruhi perkembangan desain grafis dan industri dengan pendekatan yang memadukan fungsi mekanis dan estetika Amerika. Karya ini memperkenalkan pendekatan baru dalam menggabungkan elemen mekanis ke dalam desain serta memengaruhi bagaimana desainer memikirkan hubungan antara bentuk dan fungsi.
https://d7hftxdivxxvm.cloudfront.net/?height=675&quality=85&resize_to=fit&src=https%3A%2F%2Fd32dm0rphc51dk.cloudfront.net%2F2vJjUDMY8z3GjYbQJzZOfw%2Fnormalized.jpg&width=799
"Little Big Painting" oleh Roy Lichtenstein pada tahun 1965. Karya ini memiliki gaya Unik Pop Art yang dimana merupakan contoh sempurna dari gaya khas Lichtenstein yang menggunakan teknik dot-matrix (titik-titik) yang terinspirasi dari komik selain itu karya ini mengangkat estetika komik komersial menjadi seni tinggi, Little Big Painting mempengaruhi perkembangan desain grafis modern dalam penggunaan warna-warna primer yang berani, garis tebal hitam (bold outlines) serta teknik dot-matrix yang kini banyak digunakan dalam desain digital. Karya ini diciptakan pada tahun 1965 saat gerakan Pop Art sedang berkembang pesat dan mencerminkan pergeseran budaya Amerika dari abstrak ekspresionis ke Pop Art. Little Big Painting menjadi penting karena tidak hanya merepresentasikan era Pop Art, tetapi juga memberi pengaruh besar pada perkembangan desain grafis modern, mengubah cara desainer mendekati komposisi visual dan penggunaan warna.
https://imgsrv2.voi.id/RI6G__zA0nlEHh2CaHGukimllvTU3FwMCOHbYJVaDCM/auto/1280/853/sm/1/bG9jYWw6Ly8vcHVibGlzaGVycy80MTY2MzEvMjAyNDA5MTQyMjQ0LW1haW4uY3JvcHBlZF8xNzI2MzI4NjY3LmpwZw.jpg
"Patung dada Nefertiti" Dipahat oleh pematung kerajaan Thutmose sekitar tahun 1345 SM dan Ditemukan pada tahun 1912 oleh arkeolog Jerman Ludwig Borchardt di Tell el-Amarna, Mesir. Sebuah karya Patung batu kapur berwarna yang menggambarkan wajah dan kepala Ratu Nefertiti memiliki tingginya kurang lebih 47 cm dikenal karena keindahan, simetri, dan detail yang sangat halus. Pada patung nefertiti menampilkan mahkota khas berwarna biru. Pada karya seni patung ini merepresentasikan ideal kecantikan Mesir Kuno serta menunjukkan kemahiran teknik seni patung Mesir Kuno. Karya ini memiliki pengaruh estetika dan gaya Art Deco pada 1920-30an, menginspirasi desain fashion, perhiasan, dan kosmetik juga berkontribusi pada tren "Egyptomania" dalam desain. Patung dada Nefertiti dipamerkan di Neues Museum, Berlin sejak 1924 dan menjadi ikon budaya Jerman. Tidak hanya menjadi ikon namun jg menjadi referensi untuk studi proporsi dan anatomi dalam seni dan terus menjadi sumber inspirasi bagi seniman dan desainer hingga saat ini, membuktikan dampak abadi dari keindahan dan kecanggihan seni Mesir Kuno.
![](https://designreviewed.com/wp-content/uploads/2021/02/67-henry-moore-sandberg-stedelijk-1024x1024.jpg)
"Recumbent Figure" Karya Henry Moore pada tahun 1938. Recumbent Figure menggambarkan sosok manusia yang sedang berbaring (recumbent) dengan bentuk yang abstrak dan organik. Dibuat dari batu Hornton hijau, patung ini memiliki permukaan halus dengan kurva mengalir yang menciptakan bentuk menyerupai lanskap. Moore menggabungkan abstraksi dengan bentuk organik yang terinspirasi oleh alam, menciptakan bahasa visual baru dalam seni pahat. Patung ini memiliki pengaruh dalam memperkenalkan pendekatan biomorfik dalam desain, mempengaruhi estetika modernisme dalam arsitektur dan desain produk serta mendorong eksplorasi bentuk-bentuk organik dalam desain industrial. Karya ini tercipta ketika dua perang dunia, saat gerakan modernis berkembang pesat. Moore adalah bagian dari gerakan yang menantang akademisme tradisional dan mencari cara baru untuk mengekspresikan pengalaman manusia modern. Karya Moore, khususnya "The Reclining Figure", turut membentuk estetika modernisme dan terus mempengaruhi desainer kontemporer di berbagai bidang. Pendekatannya terhadap bentuk dan ruang tetap relevan dalam praktik desain saat ini. Selain itu, karya ini mewakili momen penting dalam sejarah seni rupa dan desain, di mana seniman dan desainer mulai beralih dari representasi literal ke arah abstraksi ekspresif yang lebih ekspresif dan bermakna.
![](https://www.metalocus.es/sites/default/files/metalocus_louis_sullivan_carson_02.jpg)
"Carson, Pirie, Scott and Company Building" di Chicago karya Louis Sullivan’s selesai dibangun pada tahun 1899. Bangunan ini merupakan salah satu contoh awal penggunaan rangka baja, yang memungkinkan pembangunan gedung bertingkat dengan lebih banyak ruang dan jendela. Bangunan ini muncul selama periode rekonstruksi Chicago pasca Kebakaran Besar 1871, mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan komersial Amerika pada akhir abad ke-19 sekaligus mewakili revolusi dalam desain toko department store. Berpengaruh dalam menjadi prototipe untuk arsitektur komersial modern, menunjukkan bagaimana elemen dekoratif dapat diintegrasikan ke dalam arsitektur modern, serta memperkenalkan penggunaan inovatif material dan teknik konstruksi baru. Sullivan sering disebut sebagai "bapak gedung pencakar langit" dan bangunan ini adalah salah satu contoh terbaik dari filosofi desainnya. Pengaruhnya terhadap arsitektur modern dan desain komersial tidak dapat dianggap remeh, dan bangunan ini tetap menjadi landmark penting dalam sejarah arsitektur.
Komentar
Posting Komentar